PENDIDIKAN ANAK MENURUT ISLAM


(BAGIAN UTAMA PENDIDIKAN ISLAM DALAM KELUARGA)

LANDASAN
Firman Allah SWTdalam al- Qur’an surat : 66/at-Tahrim : 6; 4/an-Nisaa’ : 9; sabda Nabi SAW  : ‘setiap anak itu dilahirkan dalam keadan fitrah (Muslim), maka kedua orang tuanyalah yang menjadikan anak itu menjadi Yahudi, Nasrani atau Majusi’.  (HR. Bukhary-Muslim).
Dari landasan normatif tersebut mucul dalam setiap jiwa (hati) orang tua apa yang disebut dengan MOTIVE THEOGENETIC, yaitu : suatu kesadaran  bahwa anak adalah titipan Tuhan sehingga tergerak di dalam jiwanya (hatinya) untuk menjaga, memelihara, membimbing anaknya agar selamat dari siksa api neraka, menjadi generasi yang kuat, berbahagia dan tetap dalam fitrahnya, yaitu : MUSLIM.
ANAK ADALAH AMANAH YANG HARUS DITUNAIKAN.

SATU-SATUNYA JALAN UNTUK ITU ADALAH : PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN.

ALASAN (WHY)
     Di samping landasan normatif tersebut di atas sebagai alasan anak harus dididik, dan ini merupakan bagian utama dari tugas orang tua, selain memberi nafkah, terdapat beberapa alasan (teoritik dan empirik), yaitu : 1) alasan Paedagogis, bahwa : manusia adalah ANIMAL EDUCABIL, yaitu hewan yang bisa dididik; 2) alasan Psikologis, bahwa sejak lahir anak itu secara psikis maupun pisik netral, sejak lahir telah dibekali disposisi positif dan negatif; 3) alasan Sosiologis, bahwa manusia adalah makhluk sosial dan dari interaksi sosialnya melahirkan kultur atau budaya; dan merupakan naluri manusia untuk mempertahankan budayanya; 4) alasan Filosofis, manusia adalah makhluk berpikir dengan rasa ingin tahu yang sangat besar; 5) alasan Religius, manusia adalah makhluk bertuhan dengan naluri keberagamaan (gharizah diniyyah). Alasan-alasan ini memberikan gambaran betapa potensi yang dimiliki oleh manusia yang besar.
JAWABAN DARI SEMUA POTENSI TERSEBUT AGAR DAPAT BERKEMBANG DENGAN BAIK DAN BENAR ADALAH : PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN.
 
KAPAN (WHEN)
  Sedini mungkin. Pendidikan anak diberikan sejak sedini mungkin, bisa dimulai ketika mencari jodoh. Nabi SAW bersabda : ‘Carilah tempat kamu menebar benih tempat yang baik’; ‘Wanita hitam tetapi bisa memberi keturunan lebih baik dari pada wanita putih tapi tidak mampu memberi keturunan’. Terus secara berturut-turut pendidikan tetap dilakukan oleh orang tua, seperti ketika menikah : membaca syahadat, membaca istighfar; ketika melakukan hubungan suami isteri dengan membaca do’a, sampai pada kehamilan pertama, ketika dilahirkan dengan dibacakan adzan dan iqamah dan seterusnya.
Sampai kapan ? Secara teoritik sampai anak itu DEWASA, yaitu : sampai anak itu : mantap (stabil) pandangan hidupnya, nilai kehidupannya dan tingkah lakunya; sampai anak itu memiliki tanggung jawab, baik individual, sosial maupun susila; dan sampai anak itu mandiri secara ekonomi dan perbuatan. Tetapi, karena secara empirik tidak ada manusia yang mampu memiliki semua ciri-ciri dewasa tersebut dalam satu waktu dan permanen,  maka sepanjang hidupnya dia harus dididik (harus belajar).
JAWABAN DARI PERTANYAAN INI ADALAH : SEDINI MUNGKIN DAN SEUMUR HIDUP.


APA (WHAT)

    Fitrah atau potensi atau unsur utama manusia adalah : Jasmani, Ruhani, dan Akal. Maka, isi pendidikan yang sesuai dengan ketiga potensi tersebut adalah : ketrampilan, sikap dan ilmu. Ketrampilan menggambarkan amal atau akhlak manusia; sikap menggambarkan iman atau keyakinan manusia; dan ilmu menggambarkan tuntunan yang dipegangi manusia atau syari’ah-ibadah. Dengan demikian, seperti dicontohkan oleh Luqman as. ketika mendidik anak-anaknya : yang pertama dididikkan adalah : AQIDAH, yang kedua AKHLAK, dan yang ketika IBADAH (QS. 31/Luqman : 13, 14 dan 17)
Manusia yang utuh adalah yang berkembang secara konsisten dan persisten semua unsur dasarnya tersebut, yang dalam pendidikan Islam disebut dengan PRIBADI MUSLIM, yaitu orang yang berkembang Imannya, berkembang Ilmunya, dan berkembang Amalnya.
JAWABAN DARI PERTANYAAN INI ADALAH : SYARI’AH ISLAMIYAH.

   DI MANA (WHERE)
     Anak memperoleh pendidikan pertama dan utama adalah di lingkungan pertamanya dan utamanya, yaitu rumah atau KELUARGA. Setelah anak menghadapi dan mengalami perkembangan sosial yang sangat beragam, mereka membutuhkan ‘jembatan’ dalam bentuk pendidikan formal di SEKOLAH. Setelah itu, pergaulan sosialnya semakin meluas, anak memerlukan lingkungan pendidikan yang lebih luas pula, yaitu MASYARAKAT.
Keberhasilan anak dalam menempuh pendidikan di dua lingkungan terakhir, sekolah dan masyarakat, lebih banyak juga di pengaruhi oleh keberhasilan pendidikannya di lingkungan pertama, yaitu keluarga.
JAWABAN DAR PERTANYAAN INI ADALAH : DI RUMAH

SIAPA (WHO)

    Orang yang pertama kali dikenal secara pisik, lebih-lebih secara emosi adalah ibu. Dialah yang mengandungnya, menyusuinya, dan sebagainya. Maka secara naluriah pula anak lebih dekat dengan ibu. Kepada ibu semua persoalan dan pertanyaan diajukan. Kepada ibu anak mencari perlindungan. Dengan demikian ibulah pendidikan utama dan pertama bagi anak, ibu adalah MADRASAH bagi anak. Begitu juga sabda Rasul : ‘Doa ibu lebih terkabul, karena adanya hubungan darah secara langsung’.
JAWABAN PERTANYAAN INI ADALAH : IBU

BAGAIMANA CARANYA/METODENYA (HOW)
Anak memiliki naluri TAQLID yang sangat kuat. Siapa yang ditiru ? Orang yang paling dekat, paling dicintai, paling disayangi. Apa saja yang dilakukan oleh mereka mudah sekali ditiru oleh anak. Maka metode atau cara yang paling berpengaruh atau efektif adalah : KETELADANAN DAN PEMBIASAAN.
Kepada anak diberikan contoh-contoh perbuatan atau tingkah laku secara langsung dan mereka dibiasakan untuk melakukan itu. Bisa karena biasa.
JAWABAN PERTANYAAN INI ADALAH : KETELADANAN DAN PEMBIASAAN.

PENUTUP

    Tujuan hidup manusia adalah tujuan penciptaan manusia oleh Allah SWT, yaitu menjadi : ABDULLAH ( QS. 51/adz-Dzaariyaat : 56); menjadi KHALIFATULLAH (QS.2/al-Baqarah : 30); meraih kebahagian dunia dan akhirat dan terbebas dari siksa api neraka (QS.2/al-Baqarah : 201), serta menjalankan atau meneruskan tugas risalah Nabi Muhammad SAW menjadi RAHMAT BAGI SELURUH ALAM (QS. 21/al-Anbiyaa’ :107).
     Tujuan-tujuan tersebut tidak mungkin tercapai tanpa pendidikan, pendidikan yang utuh, yang tidak membeda-bedakan, memisah-misahkan antara pendidikan umum dan pendidikan agama. Semua harus diajarkan, dipelajari sesuai dengan kadar peranan dan tanggung jawab masing-masing. Pada hakekatnya ilmu adalah satu, karena sumbernya satu, yaitu : ALLAH SWT, dan tujuannya pun satu, yaitu untuk BERIBADAH kepada-NYA.
 Wa Allahu a’lam bi al-shawab.

Previous
Next Post »
Thanks for your comment