Kata Pengantar
Alhamdulillah
segala puji syukur kepada-NYA tuhan pencipta semesta alam yang telah memberikan
kita rahmat serta ni’mat iman dan ni’mat islam kepada kita semua, tak lupa juga
shalawat serta salam kepada muhammad SAW yang telah membuka pintu keilmuan dan
akhlak kepada kita semua.
BAB I
A. Pendahuluan
A.1. Latar Belakang
Abad
21 datang ditandai dengan perubahan yang sangat signifikan dalam tatanan
kehidupan kita sehari-hari, perubahan ini merupakan akibat ilmu pengetahuan dan
teknologi yang semakin canggih, segala apapun yang terjadi di dunia begitu
cepatnya menyebar ke seluruh pelosok. Begitu mudahnya untuk mendapatkan
informasi dengan ditemukannya alat-alat canggih yang dapat dibeli oleh siapa
saja dengan harga yang relative terjangkau.
Kenyataan
tersebut ternyata memiliki dampak baik maupun kurang baik bagi kehidupan
manusia, khususnya umat islam, dengan menyebarnya alat-alat elektronik di
setiap rumah banyak hal negative juga yang ikut tersebar dan mempengaruhi
kehidupan social masyarakat sekarang ini.
Dunia
pendidikan pun mau tak mau harus menerima perkembangan zaman dan kemajuan
teknologi yang sebagian besar bersumber dari negara-negara barat seperti:
televisi, handphone, computer, projector dan lain-lain, tidak terkecuali
pendidikan Islam yang tidak bisa lepas dari bias fenomena ini, karena tidak
mungkin pendidikan Islam hanya disampaikan melalui cara-cara tradisional
seperti ceramah dalam menyampaikan materi. Tetapi haruslah pendidikan yang
berbasis teknologi dan sesuai dengan kebutuhan serta kemampuan peserta didik
dalam penyampaiannya seperti dengan menggunakan LCD, laboratorium bahasa,
praktikum dan video. Walaupun demikian umat Islam harus bisa membenengi pendidikan
Islam itu sendiri. apabila tidak bisa melakukannya maka yang akan terjadi
adalah pendidikan Islam akan melenceng dari ajaran-ajaran Islam.
Sebagai
pelaku pendidikan islam harus menkaji dan mengorienntasi kembali apa arti
pendidikan islam, perannya dan tujuannya dalam menghadapi dunia yang telah
memasuki era global nan praktis, dengan merujuk kembali kepada inti dan garis
besar dalam Al-qur’an mengenai pendidikan yang berkaitan dengan manusia,ilmu
dan nilai-nilai tujuan pendidikan islam, pada kenyataan sekarang tidak dapat
dipungkiri bahwa perubahan era global berdampak kurang dalam artian pendidikan
yang ada di indonesia mulai terkikis dengan orientasi barat yang merusak gaya
hidup kita, sehingga terjadilah kerusakan moral, dan terkikisnya nilai-nilai
keagamaan, kita tahu kita tidak bisa
menghentikan perkembangan teknologi yang sangat pesat saat ini dan itu sangat
membantu kegiatan sehari-hari menjadikan yang sulit menjadi lebih mudah dan
praktis akan tetapi banyak hal yang bertentangan dengan prinsip-prinsip tujuan
pendidikan islam dari sinilah penulis akan membahas tujuan pendidikan islam
memasuki era globalisasi karena kita tahu islam tidak ketinggalan zaman dan
terkikis oleh zaman melainkan islam manjadi penyeimbang dan pegangan hidup.
A.2. Rumusan Masalah
1.
Pengertian Pendidikan
2.
Pengertian Globalisasi
3. Pengertian Pendidikan Islam
4. Tujuan Pendidikan Islam
5. Bagaimana Pendidikan Islam di era Globalisasi
6. Bagaimana Tujuan Pendidikan Islam di era globalisasi
7. Tujuan Pendidikan Islam Di indonesia memasuki era globalisasi
BAB II
B. Pembahasan
B.1. Pengertian Pendidikan
Istilah
pendidikan berasal dari kata “didik” dengan memberinya awalan “pe” dan akhirnya
“kan”, mengandung arti “perbuatan” (hal, cara dan sebagainya).[1]
Istilah pendidian ini berasal dari bahasa yunani, yaitu “paedagogie”, yang
berarti bimbingan yang diberikan kepada anak. Istilah ini kemudian di
terjemahkan kedalam bahasa inggris dengan “education” yang berarti pengembangan
atau bimbingan. Dalam bahasa arab istilah ini sering di terjemahkan dengan
“tarbiyah” yang berarti pendidikan.
Pengertian
pendidikan menurut Undang Undang SISDIKNAS no. 20 tahun 2003, adalah sebagai
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran sedemikian rupa supaya peserta didik dapat mengembangkan potensi
dirinya secara aktif supaya memiliki pengendalian diri, kecerdasan,
keterampilan dalam bermasyarakat, kekuatan spiritual keagamaan, kepribadian
serta akhlak mulia. Kamus Besar Bahasa Indonesia menjelaskan bahwa pendidikan
berasal dari kata “didik” dan mendapat imbuhan berupa awalan ‘pe’ dan akhiran
’an’ yang berarti proses atau cara perbuatan mendidik. Maka definisi pendidikan
menurut bahasa yakni perubahan tata laku dan sikap seseorang atau sekelokmpok
orang dalam usahanya mendewasakan manusia lewat pelatihan dan pengajaran.[2]
B.2. Pengertian Globalisasi
kata
"Globalisasi" diambil dari kata global, yang maknanya ialah universal
Pengertian Globalisasi menurut bahasa adalah Global dan sasi, Global adalah
mendunia, dan Sasi adalah Proses, jadi apabila pengertian Globalisasi menurut
ahasa ini di gabungkan menjadi "Proses sesuatu yang mendunia".
Munculnya Kata globalisasi sebenarnya merupakan kata serapan dari bahasa asing
yaitu bahasa Inggris “globalization” .
Menurut
wikipedia, “kata globalisasi di ambil dari kata global yang maknanya universal.
Globalisasi belum memiliki definisi yang mapan kecuali sekitar definisi kerja
(working definition), sehingga tergantung dari sisi mana orang melihatnya.[3]Dari
perbedaan orang-orang memandang globalisasi maka muncullah masyarakat yang
menerima globalisasi (masyarakat pro-globalisasi) dan masyarakat yang menolak
globalisasi (masyarakat anti globalisasi). Setiap manusia tidak bisa terhindar dari arus globalisasi
ini, kecuali dia tidak menjalin kontak dengan orang lain, tidak melihat
acara-acara di televisi, tidak mendengarkan radio, dan dia hidup dengan apa
adanya. Namun, hanya segelintir manusia bisa melakukan hal seperti itu karena
manusia mempunyai sifat makhluk sosial yaitu selalu membutuhkan orang lain.
B.3. Pengertian Pendidikan Islam
Pendidikan
menurut kamus bahasa Indonesia berarti proses pengubahan sikap dan tata laku
seseorang atau kelompok orang atau usaha mendewasakan manusia melalui upaya
pengajaran dan pelatihan: proses, cara, perbuatan mendidik [4]atau
bimbingan yang dengan sengaja diberikan oleh orang dewasa kepada anak-anak
dalam pertumbuhan jasmani dan rohani agar berguna bagi dirinya sendiri dan
masyarakat.[5]
Menurut
Ahmadi PAI merupakan usaha yang lebih khusus ditekankan untuk mengembangkan
fitrah keberagamaan agar lebih mampu memahami, menghayati, dan mengamalkan
ajaran Islam.[6]
B.4. Tujuan Pendidikan Islam
Tujuan
pendidikan Islam mempunyai beberapa prinsip tertentu, guna menghantar tercapainya
tujuan pendidikan Islam. Prinsip itu adalah :[7]
1.
Prinsip universal (syumuliyah)
Prinsip yang memandang keseluruhan aspek agama
(akidah, ibadah dan akhlak, serta muamalah), manusia (jasmani, rohani, dan
nafsani), masyarakat dan tatanan kehidupannya, serta adanya wujud jagat raya
dan hidup.
2.
Prinsip keseimbangan dan kesederhanaan (tawazun qa iqtishadiyah).
Prinsip ini adalah keseimbangan antara
berbagai aspek kehidupan pada pribadi, berbagai kebutuhan individu dan
komunitas, serta tuntunan pemeliharaan kebudayaan silam dengan kebudayaan masa
kini serta berusaha mengatasi masalah-masalah yang sedang dan akan terjadi.
3.
Prinsip kejelasan (tabayun).
Prinsip yang didalamnaya terdapat ajaran hukum
yang memberi kejelasan terhadap kejiwaan manusia (qalbu, akal dan hawa nafsu)
dan hukum masalah yang dihadapi, sehingga terwujud tujuan, kurikulum dan metode
pendidikan.
4.
Prinsip tak bertentangan.
Prinsip yang didalamnya terdapat ketiadaan
pertentangan antara berbagai unsur dan cara pelaksanaanya, sehingga antara satu
kompenen dengan kompenen yang lain saling mendukung.
5.
Prinsip realisme dan dapat dilaksankan.
Prinsip yang menyatakan tidak adanya
kekhayalan dalam kandungan program pendidikan, tidak berlebih-lebihan, serta
adanya kaidah yang praktis dan relistis, yang sesuai dengan fitrah dan kondisi
sosioekonomi, sosopolitik, dan sosiokultural yang ada.
6.
Prinsip perubahan yang diingini.
Prinsip perubahan struktur diri manusia yang
meliputi jasmaniah, ruhaniyah dan nafsaniyah; serta perubahan kondisi
psikologis, sosiologis, pengetahuan, konsep, pikiran, kemahiran, nili-nilai,
sikap peserta didik untuk mencapai dinamisasi kesempurnaan pendidikan (QS.
ar-Ra’d: 11).
7.
Prinsip menjaga perbedaan-perbedaan individu.
Prinsip yang memerhatikan perbedaan peserta
didik, baikciri-ciri, kebutuhan, kecerdasan, kebolehan, minat, sikap, tahap
pematangan jasmani, akal, emosi, sosial, dan segala aspeknya. Prinsip ini
berpijak pada asumsi bahwa semua individu ‘tidak sama’ dengan yang lain.
8. Prinsip dinamis dalam menerima perubahan dan
perkembangan yang terjadi pelaku pendidikan serta lingkungan dimana pendidikan
itu dilaksanakan.
B.5. Pendidikan islam di era globalisasi
pendidikan
Islam merupakan pendidikan manusia seutuhnya, akal dan ketrampilan dengan
tujuan menyiapkan manusia untuk menjalani hidup dengan lebih baik[8].
Namun hal itu tidak berjalan dengan lurus, karena pendidikan Islam dipengaruhi
oleh arus globalisasi yang terjadi saat ini. Globalisasi merupakan ancaman
besar bagi pendidikan Islam untuk mempertahankan nilai-nilai agama yang murni.
“Perubahan
dalam bidang pendidikan meliputi isi pendidikan, metode pendidikan, media
pendidikan, dan lain sebagainya. salah satu aspek yang amat besar pengaruhnya
adalah kurikulum”[9]
Kurikulum
bersifat fleksibel sehingga bisa menerima perubahan-perubahan sesuai dengan
perkembangan zaman. Namun mengakibatkan para guru kebingungan dalam
menyampaikan materi. Hal ini tidak dirasakan guru saja tapi juga dialami para peserta didik. Terutama
mereka yang berada pada tingkat TK (taman kanak-kanak). Mereka yang seharusnya
masih bermain dan bernyanyi sesuai dengan alam mereka malah dituntut untuk bisa
membaca dan menulis, yang bahkan anak tingkat SD pun masih dalam proses
belajar, ini berlaku juga di TK Islam.
Hal
ini juga diterapakan dalam dunia pendidikan, bagaimana mungkin anak TK yang
pikirannya masih sangat konkret dituntut untuk membaca dan menulis yang mana
itu setara dengan kemampuan anak SD
Pendidikan
agama Islam yang diterapkan diterapkan tidak mampu mengakomodir kebutuhan
peserta didik, karena Metode metode yang kebanyakan masih berorientasi kepada
metode konvensional dan monoton sehingga tidak mampu memuaskan rasa haus
peserta didik dalam hal pengetahuan agama, belum lagi ketidakmampuan menghadapi
perkembangan zaman yang sudah sangat jauh berkembang, jika dulu peserta didik masih
mau berlama-lama mendengarkan ceramah dari guru ataupun nasehat maka peserta
didik zaman sekarang cenderung sudah mulai tidak betah mendengarkan hal
tersebut karna biasa di rumah mereka menyerap “pelajaran” dalam bentuk visual
melalui televise yang menyediakan beragam bentuk acara yang memikat anak-anak.
Pendidikan
Islam nampaknya masih terkungkung di posisi bawah dan tidak mempunyai posisi
tawar yang kuat dalam peradaban dunia. padahal pendidikan Islam sarat dengan
muatan moral dan spiritual bisa berfungsi, menjadi obat penyakit sosial
kemanusiaan akibat dampak globalisasi.
Hal
ini diperparah dengan adanya dikotomi ilmu pengetahuan di kalangan kaum muslim
sendiri, yaitu pemisahan ilmu pengetahuan menjadi ilmu agama dan ilmu umum
(secular), mungkin ada diantara doktrin orang-orang tua dahulu yang mengatakan
bahwa
“kelak dialam Barzakh yang akan ditanyakan oleh Malaikat Munkar dan Nakir
bukanlah perkara ilmu umum (matematika, IPA dan lainnya) jadi kamu belajar
agama saja yang rajin”.
Atau bahkan pernyataan yang mengatakan bahwa menuntut ilmu Agama adalah
Fardhu Ain (setiap pribadi wajib melakukannya) sedangkan menuntut ilmu Umum
adalah Fardhu Kifayah (cukup sebagian saja yang melakukannya).
Menurut penulis hal tersebut tidak selamanya benar, karena yang dinamakan
menuntut ilmu itu wajib adalah menuntut ilmu (baik itu ilmu agama atau ilmu
umum) yang dengan ilmu tersebut dapat menyampaikan si penuntut ilmu untuk lebih
dekat dengan Robbnya, hal inilah yang sejalan dengan salahsatu sabda baginda yang
artinya
menuntut ilmu itu merupakan kewajiban bagi orang muslim baik itu laki-laki
ataupun perempuan.
Maka jika demikian dapatlah dikatakan bahwa menuntut ilmu matematika dasar
itu hukumnya wajib bagi seorang muslim, demikian juga ilmu pengetahuan alam, ilmu
pengetahuan social, ekonomi, geografi dan cabang ilmu pengetahuan lainnya,
adapun yang hukumnya Fardhu Kifayah itu mendalami cabang-cabang ilmu
pengetahuan umum tersebut.
Maka
dari itu sebagai pelaku pendidikan islam harus lebih peka dalam menghadapi masalah
ini bagaimana ? kembali kepada inti Al-qur’an mengenai tujuan pendidikan islam
dengan menyeimbangi pekembangan zaman.
B.6. Tujuan Pendidikan Islam Memasuki Era
Globalisasi
Pendikan
merupakan faktor utama yang dapat dijadikan referensi utama dalam rangka
membentuk generasi yang dipersiapkan untuk mengelola dunia global yang penuh
dengan tantangan. Demikian pula
pendidikan Islam yang bercita-cita membentuk insan kamil yang sesuai dengan
ajaran Al-Qur’an dan sunnah. Secara lebih spesifik pendidikan Islam adalah
pendidikan yang berdasarkan Islam atau sistem pendidikan yang Islami, yakni
pendidikan yang dipahami dan dikembangkan serta disusun dari ajaran dan nilai
fundamental yang terkandung dalam sumbernya, yaitu Al-Qur’an dan Hadits.
Sehingga pendidikan Islam dapat berwujud pemikiran dan teori pendidikan yang
mendasarkan diri dan dibangun dari Al-Qur’an dan Hadits. Dengan memperhatikan
pendefinisian diatas, pendidikan Islam sebagai upaya pengejawantahan
nilai-nilai Al-Qur’an dan Hadits, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa tujuan
pendidikan Islam berupaya menjadikan manusia sebagai makhluk ciptaan Allah SWT
yang di berikan kepadanya amanat sebagai ‘abd dan juga menjadi khalifah di muka
bumi. Secara lebih khusus, pendidikan Islam bermaksud untuk:
1. Memberikan
pengajaran Al-Qur’an sebagai langkah pertama pendidikan.
2.
Menanamkan pengertian-pengertian berdasarkan pada ajaran-ajaran
fundamental Islam yang terwujud dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah dan bahwa
ajaran-ajaran tersebut bersifat abadi.
3. Memberikan pengertian-pengertian dalam
bentuk pengetahuan dan skill dengan pemahaman yang jelas bahwa hal-hal tersebut
dapat berubah sesuai dengan perubahan yang ada dalam masyarakat dan dunia.
4.
Menanamkan pemahaman bahwa ilmu pengetahuan tanpa basis iman adalah
pendidikan yang tidak utuh dan pincang.
5.
Menciptakan generasi yang memiliki kekuatan baik dalam keimanan maupun
penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.
6.
Mengembangkan manusia islami yang berkualitas tinggi yang diakui secara
universal.
Pendidikan
Islam di zaman ini menghadapi tantangan-tantangan yang serius untuk tetap eksis di dunia pendidikan. Adapun
tantangannya adalah sebagai berikut: “Pertama, orientasi dan tujuan pendidikan.
Kedua, pengelolaan (manajemen) sistem manajemen ini yang akan mempengaruhi dan
mewarnai keputusan dan kebijakan yang diterapkan dalam sebuah lembaga
pendidikan. Ketiga, hasil (out put). Bagaimana produk yang dihasilkan dari
sebuah lembaga pendidikan bisa dilihat dari kualitas luaran (out putnya).[10]
B.7. Tujuan Pendidikan Islam Di indonesia
memasuki era globalisasi
Pendidikan
Islam di Indonesia haruslah berorientasi kepada tujuan umum pendidikan Islam
sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya, akan tetapi disegi lain harus
juga berorientasi kepada tujuan pendidikan Nasional.
Tujuan pendidikan Nasional dirumuskan dengan mendasarkannya kepada
pandangan hidup bangsa yaitu Pancasila, sehingga diharapkan lembaga pendidikan
Islam di Indonesia dapat melahirkan manusia muslim yang Pancasila.
Pemerintah Indonesia telah menyusun dan
merumuskan tujuan pendidikan yang dapat dijadikan sebagai arah dalam roses
pendidikan pada setiap lembaga pendidikan di Indonesia. Tujuan ini digariskan
dalam undang-undang No. 12 Tahun 1954. Undang-undang No. 4 Tahun 1950. Dalam
pasal 3 dari undang-undang di atas dirumuskan tujan pendidikan sebagai berikut.
Tujuan pendidikan dalam pengajaran ialah
menbentuk manusia susila yang cakap dan warga Negara yang demokratis serta
bertanggung jawab tengtang kesejahtaraan masyarakat dan tanah air.
Bila dirinci apa yang tercantum dalam pasal
tersebut diatas, maka tujuan yang akan di capai dalam pendidikan di Indonesia
yaitu:
1.
Membentuk manusia susila yang cakap
2.
Membentuk warga Negara yang demokratis.
3.
Warga Negara yang bertanggung jawab tentang kesejahtraan masyarakat dan
tanah air.
Didalam GBHN tahun 1988 tujuan pendidikan dinyatakan sebagai berikut:
Pendididkan Nasional berdasarkan Pancasila,
bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia, yaitu manusia yang bertakwa
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian,
berdisiplin, berkerja keras, tangguh, bertanggung jawab, mandiri cerdas dan
terampil serta sehat jasmani dan rohani. Jelas, bahwa dalam rangka pembinaan
manusia seutuhnya unsur iman dan takwa sesuatu yang mutlak perlu. Tujuan
pendidikan Nasional biasanya disusun dalam rumusan yang umum dan ideal.[11]
BAB III
C. Penutup
Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah ini tujuan pendidikan
islam di era globalisasi khususnya di indonesia adalah dengan menyeimbangkan
tujuan pendidikan islam di indonesia dengan perkembangan zaman berdasarkan
dengan pancasila yang telah kita ketahui sehingga dapat diharapkan lembaga
pendidikan islam yang ada di Indonesia dapat menghasilkan orang yang benar
benar “orang”
Melihat fenomena tersebut, pendidikan adalah
faktor yang dapat dijadikan sebagai jaminan bagi pengembangan sumber daya
manusia, sehingga dapat menghadapi tantangan global dengan era digital
informasi. Demikian pula pendidikan Islam, yang lebih cenderung membawa misi
religiulitas pun juga harus ikut berperan di dalamnya. Dengan membekali para
peserta didiknya dengan kekuatan keimanan, ketakwaan, ilmu pengetahuan, dan
ketrampilan yang berimbang sehingga dapat membawa para peserta didik tersebut
pada kondisi yang siap menghadapi segala tantangan era globalisasi.
[2] http://9wiki.net/pengertian-pendidikan/
[3] http://id.wikipedia.org/wiki/Globalisasi
[5] Ngalim
Purwanto,Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung: Remaja
Karya,1987), hlm. 11
[8] Prof. Dr.
Azyumardi Azra, MA. 1995,Pendidikan, Islam, Tradisi dan Modernisasi Menuju Milenium Baru
.Jakarta: Logos Wacana Ilmu. hlm. 5
[9] Prof. Dr. A.
Haidar Putra Daulay, MA. 2009.Pemberdayaan Pendidikan Islam di Indonesia.
Jakarta: Rineka Cipta. hlm. 95.
Out Of Topic Show Konversi KodeHide Konversi Kode Show EmoticonHide Emoticon